Dalam beberapa tahun belakangan, sistem budidaya aquaponik memang semakin diminati oleh masyarakat Indonesia. Perpaduan budidaya ikan dan tanaman dalam satu siklus ini terbilang sangat menggiurkan, sehingga wajar kalau banyak yang ingin mencobanya. Meskipun memiliki segudang kelebihan, namun faktanya ada beberapa kekurangan aquaponik yang harus dipertimbangkan.
Pada sisi lain, aquaponik merupakan salah satu solusi cerdas bagi petani yang ingin memaksimalkan lahan sempit. Hal ini dikarenakan ikan, dan tanaman nantinya akan ditempatkan pada satu wadah yang sama, dan mengalami masa tumbuhkembang bersama. Secara tidak langsung, keduanya terikat pada hubungan simbiosis mutualisme, sehingga menguntungkan satu sama lain.
Apa kekurangan pertanian Aquaponik? di bawah ini akan kami jelaskan beberapa point yang mengakibatkan kekurangan dari sistem budidaya ini. Simak dengan seksama ya.
7 Kekurangan Aquaponik yang Harus Diketahui
1. Membutuhkan Biaya Tinggi
Budidaya dengan sistem aquaponik membutuhkan berbagai peralatan yang tidak bisa dibilang murah. Kamu juga tidak bisa mengantisipasinya dengan membuat alat sendiri. Aquaponik sangat bergantung pada daya listrik sehingga kualitas air tetap terjaga. Selain itu, kamu juga harus membeli genset untuk jaga-jaga kalau tiba-tiba listrik mati.
Di samping itu, pembuatan kolam sudah pasti memerlukan anggaran cukup besar, terutama kalau dibuat secara permanen. Meskipun begitu, semua uang yang harus kamu keluarkan sebagai modal awal sebenarnya sangat sepadan dengan hasil yang akan didapatkan.
2. Membutuhkan Perawatan Ekstra
Aquaponik termasuk dalam jenis budidaya yang intensif. Kamu harus meluangkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk melakukan perawatan secara berkelanjutan. Dengan begitu, maka pertumbuhan tanaman, serta ikan bisa sama-sama bagus, dan hasilnya juga memuaskan saat masa panen tiba.
3. Aquaponik Membutuhkan Keahlian Khusus
Berbeda dengan teknik budidaya kebanyakan. Untuk memulai aquaponik kamu harus membekali diri dengan berbagai skill tertentu. Kalau dilakukan dengan sembarangan, maka bisa berpotensi membuat keseimbangan hidup tanaman maupun ikan jadi terganggu. Oleh sebab itu, perlu keahlian khusus supaya memperoleh hasil yang sesuai dengan ekspektasi.
4. Pemeriksaan Secara Berkala
Untuk memastikan kualitas air baik bagi ikan, maka kamu diwajibkan melakukan pemantauan air secara berkala. Bahkan harus lebih rutin pada beberapa bulan pertama. Setelahnya sistem dirasa berhasil dalam penerapannya, kamu hanya perlu menguji air seminggu sekali. Kecuali jika terjadi suatu masalah yang benar-benar urgent.
5. Pilihan Tanaman Terbatas
Tidak seperti sistem konvensional yang memungkinkan kamu menanam tanaman apa saja. Pada aquaponik, kamu tidak bisa menanam tanaman akar. Namun kamu masih bisa menanam sayuran, pohon buah-buahan, dan juga umbi-umbian (menyesuaikan dengan media tanamnya). Tapi kebanyakan orang sepertinya fokus pada budidaya sayuran berdaun. Baca juga : Tanaman yang cocok untuk Aquaponik
6. Keberhasilan Sistem Aquaponik Bergantung pada Teknologi
Jika ada satu komponen gagal, maka bisa menyebabkan gagalnya budidaya ikan, atau tanaman. Sistem ini sangat bergantung pada penggunaan teknologi yang andal. Untuk memastikan bahwa ikan mendapatkan suplai oksigen yang cukup dalam air, sehingga bisa tetap hidup dengan sehat.
Sementara itu, tanaman mungkin tidak akan terpengaruh dalam jangka pendek. Namun kalau ikan tidak mendapat cukup oksigen dalam jangka waktu lama, maka berpotensi menyebabkan kematian ikan. Kalau kondisi tersebut terjadi, maka gagal sudah usaha kamu dalam menjalankan sistem aquaponik.
7. Pemilihan Makanan Ikan Harus Cermat
Kekurangan aquaponik selanjutnya adalah, karena kamu tidak bisa memilih makanan sembarangan untuk ikan. Jadi, buang jauh-jauh rencana untuk membeli pakan termurah agar bisa berhemat. Dalam aquaponik, limbah ikan merupakan sumber nutrisi utama untuk tanaman. Oleh karena itu, makanan yang diberikan pada ikan juga harus berkualitas.
5 Kendala Umum Budidaya Aquaponik Lengkap dengan Solusinya
1. Tanaman Kurang Nutrisi dan Kerdil
Proses penguraian amonia menjadi nitrat dan nitrit memang belum bisa dikatakan memenuhi standar kebutuhan unsur hara untuk tanaman. Kalau dibiarkan berkepanjangan, maka akan membuat asupan nutrisi berkurang, dan hasilnya tanaman menjadi kerdil.
Solusi mengatasinya sebenarnya cukup beragam. Salah satunya menggunakan pupuk kimia, namun tidak dianjurkan karena tidak sejalan dengan tujuan aquaponik, yakni menghasilkan pangan dengan cara organik. Solusi kedua adalah, membuat nutrisi tambahan organik untuk menghindari defisiensi nutrisi. Sedangkan yang ketiga, menambah jumlah ikan di kolam.
2. Fertigasi Tersumbat
Masalah yang kerap muncul dan membuat bingung petani pemula selanjutnya adalah, fertigasi tersumbat. Sebenarnya tidak mengherankan, mengingat air dalam kolam mengandung sisa pakan dan kotoran ikan yang bertekstur kental.
Solusi untuk problem ini hanya satu, yakni merawat kolam dengan telaten. Lakukan kontrol secara teratur guna memastikan kalau sistem fertigasi tetap berjalan baik. Jangan sampai diabaikan dan dibiarkan berlama-lama tidak terurus. Karena akan membuat kamu repot sendiri nantinya.
3. Ikan Mati Massal
Biasanya kasus kematian ikan secara massal dalam budidaya aquaponik terjadi pada kolam kecil. Khususnya yang dibuat dari material bahan terpal atau drum. Umumnya, penyebabnya adalah populasi ikan yang terlalu padat, atau filter amonia tidak berjalan dengan baik. Hal tersebut akan menyebabkan ikan keracunan amonia massal.
Solusinya cukup sederhana, apalagi pada prinsipnya aquaponik memungkinkan padat tanam, tanpa beresiko membunuh ikan. Disini, kamu harus meningkatkan berlangsungnya proses filter, yaitu mengubah racun menjadi nutrisi. Kalau filter bagus, maka populasi ikan padat juga bukan masalah besar. Karena kamu sudah memiliki tameng mencegah kematian massal.
4. Memilih Media Tanam
Media tanam yang digunakan dalam sistem budidaya aquaponik sangat beragam. Mulai dari bahan organik, hingga non organik. Pemilihan media tanam mempunyai peran sangat besar dengan hidup dan matinya ikan, serta tanaman. Karena media tanam disini juga berfungsi sebagai filter amonia. Jadi, sangat penting memilih media yang berkualitas tinggi.
Selain mencari produk dengan harga paling terjangkau. Kamu juga harus memastikan kalau media tersebut aman, dan nyaman bagi tumbuhan dan ikan. Kalau memiliki budget cukup besar, sebaiknya gunakan batu apung. Namun kalau budget pas-pasan, bisa memanfaatkan batu split yang dapat ditemukan dengan mudah di toko material.
5. Memilih Jenis Sistem Aquaponik
Jenis sistem dan teknik yang ditawarkan akuaponik cukup banyak, mulai dari yang sederhana hingga rumit. Beberapa sistem aquaponik yang paling terkenal antara lain adalah sebagai berikut :
- Sistem pasang surut
- Sistem rakit apung
- Sistem tetes
- Sistem DFT/NFT
Sebenarnya, semua sistem hidroponik dapat diadopsi menjadi aquaponik. Namun tentunya dengan kendala berbeda. Kalau ini adalah kali pertama kamu ingin mencoba aquaponik, maka disarankan menerapkan sistem pasang surut atau media base (gravel system). Sistem ini terdiri atas 3 elemen dasar, yakni kolam ikan, fertigasi, dan media bed.
Diantara sistem lainnya, rakit apung merupakan yang paling sederhana. Kamu hanya harus menyiapkan gabus berisi tanaman dan netpot. Lalu letakkan saja di atas permukaan air kolam. Namun kendala yang biasa muncul adalah terjadinya perebutan oksigen antara tanaman, dan ikan. Masalah lainnya adalah ikan bisa saja memakan akar tanaman.
Jika di masa lampau budidaya aquaponik bisa memberikan surplus pangan yang baik untuk bangsa Aztec, maka sangat memungkinkan kalau di masa ini bisa jadi lebih bagus. Apalagi dengan ketersediaan teknologi canggih, semua kekurangan aquaponik dalam penerapan sistemnya pasti bisa dicegah, dan diatasi.
1 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·