free web page counters

Waktu yang Pas untuk Berhenti Kerja tanpa Menyesal demi FIRE

Sedang Trending 2 hari yang lalu

Banyak orang sering bertanya-tanya, kapan waktu terbaik untuk berhenti kerja tanpa harus menyesal di kemudian hari. Pertanyaan ini makin sering muncul di tengah tren yang belakangan jadi tujuan banyak karyawan.

Ya,  kalau FIRE sih sebenarnya enggak sekadar resign karena jenuh ya? FIRE itu keputusan besar yang menyangkut masa depan hidup dan keuangan.

Karena itu, berhenti kerja enggak bisa dilakukan asal ikut perasaan. Ada banyak hal yang harus dipikirkan matang-matang sebelum benar-benar berani melangkah.

Kapan Waktu Terbaik untuk Berhenti Kerja saat FIRE?

Kapan Waktu Terbaik untuk Berhenti Kerja?

Adalah sangat penting untuk tahu kapan waktu terbaik untuk berhenti kerja. Pasalnya, kalau salah langkah, bukannya merasa merdeka, justru bisa terjebak dalam penyesalan panjang.

Berbeda dengan berhenti kerja karena jenuh, FIRE itu juga harus memperhitungkan dari sisi tabungan atau investasi, sampai ke kesiapan mental, gaya hidup, sampai dukungan orang terdekat.

So, keputusan keluar dari pekerjaan jangan sampai terasa seperti lompatan yang berbahaya, tapi lebih seperti transisi yang sudah disiapkan dengan tenang.

Lalu, apa saja “tanda”-nya kapan waktu terbaik untuk berhenti kerja demi FIRE?

1. Dana Pensiun dan Investasi Sudah Cukup

Salah satu penanda utama siap berhenti kerja untuk FIRE adalah ketika aset investasi yang kamu punya sudah bisa menanggung kebutuhan hidup tanpa harus lagi mengandalkan gaji bulanan.

Misalnya, kalau biaya hidupmu 10 juta per bulan, berarti setahun butuh 120 juta. Kalau kamu sudah punya portofolio investasi yang stabil menghasilkan return atau dividen yang cukup untuk menutup angka itu, berarti kamu berada di jalur aman.

Banyak orang pakai patokan 4% rule, artinya kalau full asetmu dikali 4% masih lebih besar dari biaya hidup tahunan, maka secara teori kamu siap. Buat sebagian orang, kondisi inilah yang bisa disebut sebagai waktu terbaik untuk berhenti kerja karena secara finansial sudah tercukupi.

Tapi tentu setiap orang beda, ada yang merasa butuh buffer lebih besar. Intinya, jangan buru-buru resign kalau asetmu belum cukup menopang hidup jangka panjang.

Baca juga: Pensiun Dini Berapa Kali Gaji yang Ideal untuk Capai FIRE

2. Biaya Hidup Sudah Jelas dan Terkendali

Sebelum keluar dari pekerjaan, penting banget memastikan kamu benar-benar tahu berapa biaya hidup bulananmu.

Banyak orang sering salah hitung karena lupa masukkan pos kecil seperti pulsa, ongkos carrier mendadak, atau kebutuhan anak yang kadang melonjak. Kalau anggaranmu masih naik-turun, sebaiknya ditata dulu sampai stabil. Tujuannya biar kamu tahu pasti berapa uang yang harus dipenuhi tiap bulan setelah berhenti kerja.

Dengan begitu, kamu bisa menghitung apakah passive income dari investasi cukup menutup kebutuhan. Kalau belum jelas, risiko menyesal akan lebih besar. Jadi, kuncinya bukan hanya punya aset, tapi juga disiplin mengendalikan gaya hidup.

3. Ada Dana Darurat yang Aman

Meski sudah punya investasi, kamu tetap butuh dana darurat yang likuid. Dana ini biasanya berbentuk tabungan atau deposito yang gampang dicairkan kalau ada kebutuhan mendesak. Besarnya bisa 6–12 kali biaya hidup bulanan.

Fungsi dana darurat ini menjadi bantalan kalau sewaktu-waktu terjadi sesuatu di luar rencana, misalnya pasar investasi jatuh, inflasi tiba-tiba naik tinggi, atau ada kebutuhan medis mendadak. Tanpa dana darurat, kamu akan gampang panik dan terpaksa menjual investasi di saat yang tidak tepat.

Dengan dana darurat, kamu punya rasa aman untuk menghadapi hal-hal tak terduga, dan di situlah kamu bisa menentukan waktu terbaik untuk berhenti kerja tanpa rasa ragu. Jadi, jangan berhenti kerja dulu kalau dana ini belum siap.

4. Beban Utang Sudah Selesai

Utang adalah salah satu hal yang bisa bikin FIRE gagal di tengah jalan. Kalau masih ada cicilan rumah, kendaraan, atau utang kartu kredit, berhenti kerja bisa jadi beban baru. Karena tanpa gaji, kamu harus memaksakan investasi atau tabungan untuk membayar cicilan. Situasi ini akan bikin finansialmu cepat terkuras.

Idealnya, kamu mulai serius mempertimbangkan resign hanya setelah semua beban utang konsumtif selesai. Kalau masih ada, sebaiknya lunasi dulu atau cari strategi untuk melunasinya lebih cepat. Dengan begitu, kamu bisa benar-benar merasakan kebebasan finansial tanpa rasa khawatir setiap bulan.

5. Ada Rencana Aktivitas Setelah Berhenti

Banyak orang membayangkan berhenti kerja berarti bebas sepenuhnya, tapi kenyataannya banyak juga yang merasa kosong setelah resign karena pengin pensiun dini. Identitas dan rutinitas yang selama ini melekat bisa hilang mendadak, membuat sebagian orang stres.

Karena itu, waktu terbaik untuk berhenti kerja juga ditentukan oleh kesiapan intelligence dan rencana aktivitas setelahnya. Entah itu bisnis kecil, menulis, berkebun, atau kegiatan sosial, punya kesibukan membuat hidup tetap bermakna.

Selain itu, aktivitas produktif bisa menjaga otak tetap tajam dan hati tetap senang. Jadi, jangan berhenti hanya karena jenuh, tapi pastikan kamu punya sesuatu yang ingin dijalani.

6. Kesehatan dan Gaya Hidup Mendukung

Berhenti kerja untuk FIRE juga soal kesiapan tubuh dan pikiran. Kalau kondisi kesehatanmu kurang terjaga, tabungan yang sudah disiapkan bisa cepat habis hanya untuk biaya berobat.

Itu sebabnya penting punya asuransi kesehatan dan pola hidup sehat sejak dini. Dengan kesehatan yang baik, kamu bisa menikmati masa pensiun dini dengan lebih tenang. Jangan sampai resign malah membuatmu menyesal karena tidak siap menghadapi biaya medis.

Selain itu, gaya hidup juga harus realistis. Kalau pengeluaranmu selalu naik mengikuti keinginan, maka dana FIRE akan cepat terkuras.

Kapan Waktu Terbaik untuk Berhenti Kerja?

7. Dukungan Keluarga Sudah Solid

Kalau kamu punya tanggungan, berhenti kerja bukan keputusan pribadi saja, tapi keputusan keluarga. Pasangan atau anak-anak juga akan terdampak oleh perubahan gaya hidup yang kamu jalani.

Karena itu, penting untuk ngobrol terbuka dengan keluarga sebelum benar-benar berhenti. Pastikan mereka paham konsekuensinya, mulai dari pola belanja, liburan, sampai rencana masa depan.

Dengan dukungan penuh, keputusan FIRE bisa terasa lebih ringan dan meyakinkan, sekaligus membantu menentukan waktu terbaik untuk berhenti kerja tanpa penyesalan. Tapi kalau masih ada keraguan atau perbedaan pandangan, sebaiknya dituntaskan dulu. Karena tanpa dukungan keluarga, rasa menyesal lebih gampang datang.

Baca juga: Ini Dia Contoh Financial Planning Pribadi untuk Gaji Rp4 Juta

So, memang hanya kamu sendiri yang bisa menentukan kapan waktu terbaik untuk berhenti kerja tanpa menyesal. Enggak ada rumus pasti karena setiap orang punya kondisi, kebutuhan, dan tujuan hidup yang berbeda.

Yang jelas, keputusan ini harus diambil dengan tenang, bukan karena emosi sesaat. Pastikan keuanganmu kuat, rencanamu jelas, dan keluargamu mendukung. Dengan begitu, berhenti kerja bukan lagi langkah berisiko, melainkan pintu menuju kebebasan yang memang sudah kamu siapkan.

Jangan lupa untuk travel akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai extremity keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!